MAAFKAN AKU IBU
Masih teringat jelas sebuah kenangan waktu kecilku, sentuhan lembut tangan ibu, dimanjakan, digendong dan dijaga seperti layaknya sang raja. Waktu itu, kau ajarkan padaku arti sebuah ketulusan hatimu, tak pernah ada keluhan, tak pernah ada pamrih dan tak pernah ada kata penyesalan.
Seiring
waktu berjalan, Tubuh yang dulu lemah dan tak berdaya itu tumbuh
menjadi seorang pria dewasa. Pria yang mencoba bertahan ditengah arus kehidupan. Pria yang ketika jatuh membutuhkan pundakmu.
Maaf ibu, jika pernah terucap kata-kata yang mulukai hatimu, jika pernah ada kesengajaan yang membuatmu terluka. Maafkan anakmu karena keegoisan tanpa memperdulikan perasaanmu. Engkau
malaikat kami ibu, malaikat yang selalu memberikan motivasi ketika kami
jatuh, malaikat tempat kami bersandar saat arus kehidupan ini
mempermainkan kami.
Ibu,
anakmu membutuhkanmu, membutuhkan kasihmu ketika dunia mencoba
menjatuhkan kami, ketika arus seakan mempermainkan kami. Dari
kejauhan ada sebuah rindu untukmu, akan selalu ada do'a yang terselip
dalam sujudku, akan selalu ada perasaan bersalah karena sikapku. Ibu,
dari perantauan anakmu sedang dalam perjuangannya, menghadapi lika-liku
kehidupan yang seakan tak pernah lelah menghentikan langkah kaki ini.
Ibu, kami membutuhkan
do'amu, doa yang membuat hari ini tegar menghadapi segalah permasalahan
hidup. sungguh takkan kami temukan seorang seperti dirimu ibu..
Tetap
sehat ibu dan lihatlah sebuah hasil dari perjuangan kami, meski takkan
mampu membayar semua yang telah kau berikan. tapi lihatlah ibu, anakmu
mampu membuat sebuah prestasi, memetik sebuah hasil dari jerih payahmu
ibu.
Ibu, aku rindu......
Ibu, aku rindu......
Post a Comment