SAVE THE EARTH

Perkembangan zaman tak bisa dipungkiri, kehidupan telah bergerak begitu pesat. Sains menjadi raja dan teknologi sebagai tahtanya yang semua itu tidak lepas dari peran para Intelektual.

Pemenuhan hasrat manusia dalam intelektualitas tanpa batas perlahan-lahan mehancurkan alam. Perebutan hak-hak alam yang seharusnya harus dijaga dikarenakan ketidakpuasan sekelompok orang yang terdiri dari individu-individu egois dan serakah. Alam mempunyai hak yang harus dijaga namun beda bagi mereka yang terlalu dibutakan materi.

Hutan yang seharusnya menjadi paru-paru bumi ini telah berubah jadi bangunan besar dengan berbagai visi dan misi omongkosong.

Sungai yang seharusnya menjadi sumber kehidupan, penyokong habitat perairan telah berubah jadi aliran limbah pabrik yang merusak ekosistem.

Bumi telah mengalami ketidakseimbangan, lapisan ozon yang kian menipis karena polusi yang tak terkontrol.

Lantas siapa rugi?

Sains yang seharusnya menjadi lambang kemajuan nyaris berubah menjadi senjata pembunuh yang mematikan. Bumi ibaratnya kerajaan jaya yang 50 Tahun lagi akan dihuni oleh manusia yang cacat. Seperti membuat kursi roda yang kitalah sendiri akan duduk diatasnya.

Anak cucu kita yang akan merasakan akibatnya. Secanggih apapun peradaban zaman, kemajuan Sains dan Teknologi tetap saja memberikan fakta bahwa manusia bergantung pada alam.

Kembali pada tiap individu, tugas kitalah yang merawat dan menjaga keseimbangan bumi ini karna jika tidak generasi mendatang hanya akan memandang keindahan bumi dalam buku-buku sejarah.

Bumi dengan segala keindahannya harus dinikmati, dengan segala kekayaannya harus diolah dengan sebaik-baik cara.