Header Ads

Jurnal Sains, Matematika dan Edukasi (JSME) Universitas Negeri Manado


JURNAL SAINS, MATEMATIKA, & EDUKASI (JSME) 
Fisika Vol 4 No 3 (2016), 29 34 
E-ISSN 2337-6139



PENGARUH Model Pembelajaran Numbered Head together (NHT) berbasis pemanfaatan lingkungan sekitar terhadap hasil belajar fisika

Mirsandi Ange, Jeane C. Rende, dan Treesje Londa
(Pendidikan Fisika) (Fisika) FMIPA Universitas Negeri Manado





Info manuskrip


Diterima

2 Agustus 2016

Disetujui

2 Agustus 2016




ABSTRAK. Pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa dalam mentransfer sebuah pengetahuan. Kegiatan belajar mengajar dengan pemanfaatan lingkungan bertujuan untuk menunjuk gejala-gejala alam berkaitan dengan materi yang dipelajari guna meningkatkan pemahaman siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran NHT berbasis pemanfaatan lingkungan dengan siswa yang hanya menggunakan model pembelajaran NHT tanpa pemanfaatan lingkungan. sampel penelitian ini merupakan siswa siswi SMA Negeri 1 poigar kelas XI IPA 1 dengan jumlah 21 siswa sebagai kelas kontrol dan XI IPA 2 dengan jumlah 23 siswa sebagai kelas eksperimen. Hasil penelitian di uji dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung sama dengan 3,678 dan t tabel sama dengan 2,015 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol dimana hasil belajar kelas dengan menggunakan model pembelajaran NHT berbasis pemanfaatan lingkungan lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran NHT tanpa pemanfaatan lingkungan.

Kata Kunci: numbered Head Together, pemanfaatan lingkungan, hasil belajar

ABSTRACT. Learning is an interaction between teachers and students in a knowledge transfer. Teaching and learning activities with the use of the environment aims to designate natural phenomena associated with the material being studied gunu enhance students' understanding. This study aims to determine the difference between the learning outcomes of students who use the NHT learning model based on use of the environment with students who only use the NHT learning models without the use of the environment. this sample is students of SMA Negeri 1 Poigar class XI IPA 1 with the number of 21 students as control class and XI IPA 2 with the number of 23 students as the experimental class. Research results from the test by using t-test at significant level of 0.05 was obtained t count equal to 3.678 and is equal to 2.015 t table so that it can be concluded that there are differences in learning outcomes experimental class control class where learning outcomes by using the class-based learning model NHT use of the environment is higher than the results of student learning using learning model NHT without the use of the environment
.
Keywords: Numbered Head Together, use of the environment, learning outcomes


PENDAHULUAN
        Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pada proses pembelajaran peran guru adalah sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstator, pembimbing, dan evaluator (Sanjaya, 2006). Guru dituntut agar lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan, agar mampu membuat siswa lebih berperan aktif serta mampu berpikir kontruktif yaitu mengelola teori atau konsep yang dipelajari menjadi sebuah produk terlebih lagi untuk mata pelajaran fisika.
Menurut Wospakrik (1993) FISIKA merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis pemahaman tentang gejala-gejala alam atau proses alam dan wujud zat serta penerapannya (Gafrani dan Mulyanratna, 2013). Pembelajaran fisika siswa dituntut bukan hanya sekedar tahu mengenai konsep atau teori yang didapat tetapi juga mampu mengaplikasikan teori atau hasil belajar yang diperoleh dalam kehidupan seharihari. Namun berbeda dengan semua itu pada pembelajaran, banyak siswa yang tidak mengerti konsep penerapan fisika. Siswa tidak mampu mengaitkan materi dengan contoh aktivitas atau kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari, yang sebenarnya dialami dan dijalani siswa tersebut (Yusmaridi, Ratna wulan dan Ahmad fauzi, 2012). Hal ini dikarenakan proses pembelajaran dimana guru hanya menekankan pada penghafalan materi dan kurang menunjukkan gejala-gejala alam yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Selain itu sebagian siswa berpendapat fisika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang diminati. Hal tersebut juga dibuktikan dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMN Negeri 1 Poigar, hasil evaluasi belajar yang dilaksanakan pada bulan desember lalu menunjukkan hanya 11 orang siswa yang mencapai kriteria ketuntasan Minimal (KKM) dari 23 siswa untuk mata pelajaran fisika deengan Nilai tertinggi yaitu 77 dengan KKM 70.  Selain masalah diatas, rendahnya hasil belajar tersebut juga disebabkan oleh keterbatasan alat laboratorium dan penggunaan model pembelajaran kurang efektif dimana siswa hanya mencatat dan kurang berani mengajukan pertanyaan sekalipun belum mengerti tentang materi yang diajarkan
Proses pembelajaran FISIKA perlu diperbarui yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan adanya kesempatan berinteraksi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, mengubah kondisi pembelajaran yang menempatkan guru lebih berperan aktif menjadi siswa berperan aktif dalam pembelajaran serta proses pembelajar-an yang menjadikan siswa mampu meng-aplikasikan teori yang didapat dan me-ningkatkan hasil belajar.
Salah satunya pembenahan yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Model Pembelajaran ini menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan meningkatkan penguasaan akademik (Siregar :2010). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka (Sanjaya, 2005).  Proses belajar dari tipe NHT yaitu siswa membentuk kelompok dengan beranggotakan 4-6 siswa yang kemampuan akademisnya tinggi, sedang, dan rendah. Tiap siswa dalam kelompoknya memiliki tugas berbeda dengan masing-masing orang dalam kelompok tersebut diberi penomoran. Pembelajaran dengan menggunakan model NHT ini mengharuskan tiap siswa untuk selalu siap, karena pemanggilan nomor secara acak ditiap kelompok.
Selain itu, untuk membentuk proses pembelajaran FISIKA yang mampu membuat pemahaman siswa terhadap hakekat fisika utuh baik secara teori maupun produk. Peneliti  memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber dan media dalam menunjukkan keterkaitan gejala-gejala alam dengan materi yang dipelajari. Pemanfaatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar dan tujuan belajar. Pemanfaatan  lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu baik yang berupa benda  maupun kejadian-kejadian alam yang terdapat di sekitar siswa (di sekitar tempat tinggal maupun sekolah).
Penggunaan lingkungan memungkin-kan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Belajar melalui pemanfaatan lingkungan bukan berarti mengeksploitasi terhadap alam, akan tetapi hanya menggunakan jasa alam untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan dalam hal ini kita bisa menggunakan alat, benda atau kejadian yang ada dilingkungan sekitar dalam menunjukkan gejala-gejala FISIKA yang dipelajari terlebih lagi untuk materi fluida. Lingkungan dengan segala aspek persoalannya merupakan salah satu sumber dan media belajar FISIKA yang harus dimanfaatkan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan melakukan kegiatan penelitian tentang “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajar-an Numbered Head Together (NHT) Berbasis Pemanfaatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar fisika untuk materi Fluida”

METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian menggunakan rancangan Posttest-only Control Design (Sugiyono : 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran Numbered head ogheter berabasis pemanfaatan lingkungan dengan kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head together tanpa pemanfaatan lingkungan.
Tabel 1. Desain Penelitian 
KELAS
PERLAKUAN
TES AKHIR
A
X1
O2E
B
X2
O2k
Keterangan     :
A   :        Kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran     nht berbasis pemanfaatan lingkungan
B   :        Kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran numbered head together (NHT)
X1  :         Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran nht berbasis pemnafaatan lingkungan
X2   :       Perlakuan dengan menggunakan hanya menggunakan model pembelajaran NHT tanpa pemanfaatan lingkungan
O2E   :   Posttest kelas eksperimen
O2k   :      Posttes kelas kontrol
                                                                                (Sugiyono, 2012)
Adapun populasi penelitian ini yaitu seluru siswa kelas XI SMA negeri 1 poigar dengan sampel dua kelas yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen tahun pelajaran 2015/2016.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan memberikan tes akhir kepada siswa setelah eksperimen dilakukan.
Statistik uji yang digunakan untuk pengujian kenormalan data adalah  statistik uji Lilliefors.
Hipotesis yang diuji:
H0  : data berdistribusi normal
H1  : data tidak berdistribusi normal
Kemudian melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-20 (Arikunto, 2008)
Pengujian homogenitas dilakukan dalam arti bahwa kelompok-kelompok yang terpilih secara random sehingga kelompok-kelompok tersebut ekivalen dalam segala hal kecuali perlakuan berbeda yang akan diberikan. Dengan demikian homogenitas atau ekivalensi dalam segala hal ini diperoleh melalui proses randomisasi sampel. Homogenitas data bertujuan agar data yang telah diperoleh memiliki variasi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistic sama. Jadi penekanan dari homogenitas data adalah terdapat pada keragaman varians atau standar deviasi dari data tersebut. Digunakan uji-F untuk menguji kesamaan variansi.
Menentukan homogenitas
1.    Jika  maka varians tersebut homogen.
2.    Jika  maka varians tersebut tidak homogen.
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa dari kelompok eksperimen dan kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah statistik Uji-t pada taraf nyata (α) = 0,05.
Hipotesis Penelitian yang akan diajukan dirumuskan sebagai berikut :
H1 : µ1 >  µ2
H0 : µ1   µ2
H1     :Hasil Belajar kelas Eksperimen lebih tinggi rata-rata hasil belajar kelas Kontrol.
H0     :Hasil Belajar kelas Eksperimen lebih rendah dari atau sama dengan rata-rata hasil belajar kelas Kontrol.
Dengan :
µ1 : rata-rata hasil belajar fisika kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran NHT berbasis Pemanfaatan lingkungan sekitar
µ2  : rata-rata hasil belajar fisika kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran NHT tanpa pemanfaatan lingkungan sekitar

HASIL DAN PEMBAHASAN
Data diperoleh dari tes kognitif siswa (posttest) dua kelas yang berbeda yaitu kelas XI IPA1 yang berjumlah 21 siswa sebagai kelas kontrol yang hanya menggunakan model pembelajaran Numbered head Together dan kelas XI IPA 2 yang berjumlah 23 siswa sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Togheter Berbasis Pemanfaatan Lingkungan.
Data diolah berbantuan microscoft exel 2007 didapat hasil belajar kelas seperti pada yang terluhat ada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Data Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
No
Statistik
Kelas
Kontrol
Eksperimen
1
Jumlah
1533
1778
2
Mean
66,6523
77,304
3
Varians
89,1
94,77
4
Maksimum
91
91
5
Minimum
55
55
6
StandarDeviasi
9,44
9,74
Hasil belajar kelas kontrol yaitu siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Numbered head Together Tanpa Pemanfaatan Lingkungan adalah sebagai berikut : jumlah responden 21 siswa dengan skor minimum 54 dan skor maksimum 91 diperoleh rentang data (91-55) + 1 = 37. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan kelas interval menggunakan aturan sturgess BK = 1 + 3,3 log n (Riduwan, 2013). Interval kelas 5, panjang kelas 8 dengan rata-rata 66,6523 standar deviasi 9,44 dan varians 89,1. Perhitungan tabel distribusi frekuensi menggunakan bantuan Ms. Exel 2007 Seperti yang terlampir pada tabel  distribusi frekuensi hasil belajar kelas kontrol dibawah ini.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kelas Kontrol  
Skor
Nilai tengah
Batas kelas
F. Absolute
F.  Relatif
55-62
58,5
54,5-62,5
2
9,5
63-70
66,5
62,5-70,5
4
19,05
71-78
74,5
70,5-8,5
8
38,1
79-86
82,5
78,5-86,5
6
28,57
87-94
90,5
86,5-94,5
1
4,7
Sedangkan Untuk kelas eksperimen hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Numbered head Together berbasis Pemanfaatan Lingkungan dengan skor minimum 55 dan skor maksimum 91 diperoleh rentang data (91-55) + 1 = 37 dengan jumlah responden 23. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan kelas interval menggunakan aturan sturgess BK = 1 + 3,3 log n (Riduwan, 2013).  Interval kelas 5, panjang kelas 8 dengan jumlah rata-rata 77,304 varians 94,77 dan Standar deviasi 9,734824006. Tabel daftar distribusi dibuat dengan bantuan Ms. Exel 2007 seperti pada tabel 7 distribusi frekuensi kelas eksperimen dibawah ini :
Tabel 4. Distribusi frekuensi kelas eksperimen
Skor
Nilai tengah
Batas kelas
F. Absolute
F. Relatif
55-62
58,5
54,5-62,5
2
8.7
63-70
66,5
62,5-70,5
1
4,35
71-78
74,5
70,5-8,5
7
30,43
79-86
82,5
78,5-86,5
10
43,5
87-94
90,5
86,5-94,5
3
13,04

Uji Normalitas Data
1.    Untuk kelas kontrol  LHitung  (0,167)  LTabel (0,193) yang berarti Lhitung pada kelas kontrol yang menggunakan model Numbered Head Together lebih kecil dari Ltabel dengan taraf signifikan 0,05 sehingga H0 diterima.
2.    Untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together Berbasis Pemanfaatan Lingkungan Sekitar, menunjukkan nilai: Lhitung (0,184) Ltabel (0,185) yang berarti Lhitung pada kelas eksperimen lebih kecil dari Ltabel dengan taraf signifikan 0,05 sehingga H0 diterima.
Uji Homogenitas
Hasil analisis pengujian kesamaan dua ragam dengan statistik F diperoleh S12 = 94,8676  ; S22 = 89,1136 maka F0 senilai 1,065 dan berdasarkan tabel nilai kritis distribusi F pada α = 0,05 maka ditemukan Ftabel senilai 2,1016 (F0 di cari menggunakan Ms. Exel 2007) sehingga F0 (1,065) < Ft (2,1016) hal ini berarti H0 diterima. Dengan demikian kesimpulan pengujian ini adalah varians dari kedua populasi berasal dalam penelitian ini adalah Homogen atau sama.

Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Tolak H0 jika t>tα dengan α=0,05
H0 : µ1 ≤ µ2 
H1 : µ1 > µ2
Dengan:
µ1 : Rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas ekperimen yang menggunakan model Pembelajaran Numbered Head Togheter Berbasis Pemanfaatan Lingkungan Sekitar
 µ2 : Rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas kontrol yang hanya menggunakan model pembelejaran Numbered Head Together.
Analisis data yang diperoleh menghasilkan nilai thitung (3,676) dengan ttabel (2,015). Karena thitung > ttabel maka sesuai dengan kriteria pengujian maka tolah H0 dan terima H1. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan ekperimen dimana rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran numbered head together berbasis pemanfaatan lingkungan lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran numbered head together tanpa pemanfaatan lingkungan untuk materi fluida statis.

PEMBAHASAN 
  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran numbered head together berbasis pemanfaatan lingkungan  dengan siswa yang hanya menggunakan model pembelajaran numbered head together. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 poigar ini dengan sampel kelas XI IPA 1 diperoleh data hasil belajar kelas XI IPA 2 yang menggunakan pemanfaatan lingkungan adalah 77,304 dari nilai maksumum 91 dan hasil belajar kelas XI IPA 1 yang tidak menggunakan pemanfaatan lingkungan adalah 66,652 dari nilai maksimum 91. Pada kelas eksperimen, jumlah siswa yang tuntas dengan nilai lebih dari KKM yaitu 70 sebanyak 20 orang dari 23 orang siswa. Sedangkan pada kelas kontrol, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 orang siswa dari 21 orang.
Tingginya hasil belajar fisika yang diperoleh untuk kelas eksperimen disebabkan karena pemanfaatan lingkungan sebagai media dan sumber dalam menunjang proses belajar mengajar. Dimana siswa lebih dihadapkan pada kenyataan yang sebernanya. Dari data tersebut kemudian dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistik uji-t diperoleh nilai thitung (3,678) dengan ttabel (2,015) sehingga tolak H0 dan terima Ha.
Hasil pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan analisis statistic uji–t tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara  kelas kontrol yang hanya menggunakan model pembelajaran numbered head together tanpa pemanfaatan lingkungan dan kelas eksperimen mengguna-kan model pembelajaran numbered head together berbasis pemanfaatan lingkungan untuk mata pelajaran FISIKA materi fluida statis.
KESIMPULAN
Berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah dianalisis maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : Adanya perbedaan hasil belajar siswa untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dimana hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran numbered head together berbasis pemanfaatan lingkungan lebih tinggi dari hasil belajar siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran numbered head together tanpa pemanfaatan lingkungan.
Dalam penggunaan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa terlibat secara langsung dalam proses belajar, siswa bukan hanya sekedar mencatat dan menulis tetapi juga terlibat dalam pembuktian keterkaitan fenomena-fenomena alam sekitar dengan materi yang dipelajari dan siswa juga bisa membuat percobaan sederhana menggunakan alat-alat yang ada pada kehidupan sehari hari. 

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Yogyakarta : Bumi Aksara
Dimyati dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta
Faridah Anum Siregar. (2010). Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Medan. Jurnal Pendidikan Fisika ISSN 2252-732x Tahun 2009/2010.
Niken Wahyu Gafrani, Madewi Mulyanratna. (2013). Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Lingkungan Dengan Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Pada Materi Fluida Statis Di Sma Negeri 2 Tanggul – JembER. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 44 – 49 44
Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Sanjaya. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
Sanjaya Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Prenada Media Group.
­­Yusmaridi, Ratna Wulan dan Ahmad Fauzi. (2012). Penerapan Metode Resitasi Berwawasan Lingkungan Dalam Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Kompetensi Belajar Fisika Siswa Smp Negeri 2 Padang. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 1(2012) 1-10 ISSN: 2252-3014. Februari 2012
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Wospakrik, Hans. 1993. Dasar-Dasar Matematika untuk Fisika. Bandung: ITB




 

No comments

Powered by Blogger.