Jurnal Sains, Matematika dan Edukasi (JSME) Universitas Negeri Manado
JURNAL SAINS, MATEMATIKA, & EDUKASI (JSME)
Fisika Vol 4 No 3 (2016), 29 – 34
E-ISSN 2337-6139
Fisika Vol 4 No 3 (2016), 29 – 34
E-ISSN 2337-6139
PENGARUH Model Pembelajaran Numbered Head together (NHT) berbasis pemanfaatan lingkungan sekitar terhadap hasil belajar
fisika
Mirsandi Ange, Jeane C. Rende, dan Treesje Londa
(Pendidikan Fisika) (Fisika) FMIPA Universitas Negeri Manado
Info manuskrip
Diterima
2
Agustus 2016
Disetujui
2
Agustus 2016
|
ABSTRAK. Pembelajaran merupakan
interaksi antara guru dan siswa dalam mentransfer sebuah pengetahuan.
Kegiatan belajar mengajar dengan pemanfaatan lingkungan bertujuan untuk
menunjuk gejala-gejala alam berkaitan dengan materi yang dipelajari guna
meningkatkan pemahaman siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran NHT
berbasis pemanfaatan lingkungan dengan siswa yang hanya menggunakan model
pembelajaran NHT tanpa pemanfaatan lingkungan. sampel penelitian ini
merupakan siswa siswi SMA Negeri 1 poigar kelas XI IPA 1 dengan jumlah 21
siswa sebagai kelas kontrol dan XI IPA 2 dengan jumlah 23 siswa sebagai kelas
eksperimen. Hasil penelitian di uji dengan menggunakan uji-t pada taraf
signifikan 0,05 diperoleh t hitung sama dengan 3,678 dan t tabel sama dengan
2,015 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kelas
eksperimen dengan kelas kontrol dimana hasil belajar kelas dengan menggunakan
model pembelajaran NHT berbasis pemanfaatan lingkungan lebih tinggi dari
hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran NHT tanpa pemanfaatan
lingkungan.
Kata Kunci: numbered Head Together, pemanfaatan lingkungan, hasil
belajar
|
|
ABSTRACT. Learning
is an interaction between teachers and students in a knowledge transfer.
Teaching and learning activities with the use of the environment aims to
designate natural phenomena associated with the material being studied gunu
enhance students' understanding. This study aims to determine the difference
between the learning outcomes of students who use the NHT learning model
based on use of the environment with students who only use the NHT learning
models without the use of the environment. this sample is students of SMA
Negeri 1 Poigar class XI IPA 1 with the number of 21 students as control
class and XI IPA 2 with the number of 23 students as the experimental class.
Research results from the test by using t-test at significant level of 0.05
was obtained t count equal to 3.678 and is equal to 2.015 t table so that it
can be concluded that there are differences in learning outcomes experimental
class control class where learning outcomes by using the class-based learning
model NHT use of the environment is higher than the results of student
learning using learning model NHT without the use of the environment
.
Keywords: Numbered Head Together, use of the environment, learning outcomes
|
PENDAHULUAN
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010)
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional,
untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar. Pada proses pembelajaran peran
guru adalah sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstator, pembimbing,
dan evaluator (Sanjaya, 2006). Guru
dituntut agar lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran yang akan
digunakan, agar mampu membuat siswa lebih berperan aktif serta mampu berpikir
kontruktif yaitu mengelola teori atau konsep yang dipelajari menjadi sebuah
produk terlebih lagi untuk mata pelajaran fisika.
Menurut Wospakrik (1993) FISIKA
merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang bertujuan untuk
mempelajari dan menganalisis pemahaman tentang gejala-gejala alam atau proses
alam dan wujud zat serta penerapannya (Gafrani dan Mulyanratna, 2013). Pembelajaran fisika siswa dituntut bukan hanya sekedar tahu mengenai
konsep atau teori yang didapat tetapi juga mampu mengaplikasikan teori atau
hasil belajar yang diperoleh dalam kehidupan seharihari. Namun berbeda dengan semua itu
pada pembelajaran, banyak siswa yang tidak mengerti konsep penerapan fisika.
Siswa tidak mampu mengaitkan materi dengan contoh aktivitas atau kejadian-kejadian
dalam kehidupan sehari-hari, yang sebenarnya dialami dan dijalani siswa
tersebut (Yusmaridi, Ratna wulan dan Ahmad fauzi, 2012). Hal ini dikarenakan proses pembelajaran dimana guru hanya
menekankan pada penghafalan materi dan kurang menunjukkan gejala-gejala alam
yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Selain itu sebagian siswa
berpendapat fisika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang diminati. Hal tersebut juga dibuktikan dari
hasil observasi yang
dilakukan peneliti di SMN Negeri 1 Poigar, hasil evaluasi belajar yang
dilaksanakan pada bulan desember lalu menunjukkan hanya 11 orang siswa yang
mencapai kriteria ketuntasan Minimal (KKM) dari 23 siswa untuk mata pelajaran
fisika deengan Nilai tertinggi yaitu 77 dengan KKM 70. Selain masalah diatas, rendahnya hasil
belajar tersebut juga disebabkan oleh keterbatasan alat laboratorium dan
penggunaan model pembelajaran kurang efektif dimana siswa hanya mencatat dan
kurang berani mengajukan pertanyaan sekalipun belum mengerti tentang materi
yang diajarkan
Proses pembelajaran FISIKA perlu diperbarui
yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan adanya kesempatan berinteraksi
antara siswa dengan lingkungan belajarnya, mengubah kondisi pembelajaran yang
menempatkan guru lebih berperan aktif menjadi siswa berperan aktif dalam
pembelajaran serta proses pembelajar-an yang menjadikan siswa mampu meng-aplikasikan teori
yang didapat dan me-ningkatkan hasil
belajar.
Salah satunya pembenahan yang dapat dilakukan
adalah dengan cara mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT). Model
Pembelajaran ini menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan meningkatkan penguasaan
akademik (Siregar
:2010). Teknik ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga
mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka (Sanjaya, 2005). Proses belajar dari tipe NHT yaitu siswa membentuk kelompok dengan beranggotakan 4-6 siswa
yang kemampuan akademisnya tinggi, sedang, dan rendah. Tiap siswa dalam
kelompoknya memiliki tugas berbeda dengan masing-masing orang dalam kelompok
tersebut diberi penomoran. Pembelajaran dengan menggunakan model NHT ini mengharuskan tiap siswa untuk
selalu siap, karena pemanggilan nomor secara acak ditiap kelompok.
Selain itu, untuk membentuk proses pembelajaran FISIKA yang mampu
membuat pemahaman siswa terhadap hakekat fisika utuh baik secara teori maupun
produk. Peneliti memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber dan media dalam menunjukkan keterkaitan gejala-gejala
alam dengan materi yang dipelajari. Pemanfaatan
lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu
proses belajar mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar dan
tujuan belajar. Pemanfaatan lingkungan dalam hal ini adalah segala
sesuatu baik yang berupa benda maupun kejadian-kejadian alam yang
terdapat di sekitar siswa (di sekitar tempat tinggal maupun sekolah).
Penggunaan lingkungan memungkin-kan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab siswa dihadapkan
dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Belajar
melalui pemanfaatan lingkungan bukan berarti mengeksploitasi terhadap alam,
akan tetapi hanya menggunakan jasa alam untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan
dalam hal ini kita bisa menggunakan alat, benda atau kejadian yang ada
dilingkungan sekitar dalam menunjukkan gejala-gejala FISIKA yang dipelajari
terlebih lagi untuk materi fluida. Lingkungan dengan segala aspek persoalannya merupakan salah satu sumber
dan media belajar FISIKA yang harus dimanfaatkan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan
melakukan kegiatan penelitian tentang “Pengaruh
Penggunaan Model Pembelajar-an Numbered Head Together (NHT) Berbasis Pemanfaatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar fisika untuk materi Fluida”
METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen
dengan desain penelitian menggunakan
rancangan Posttest-only Control Design (Sugiyono
: 2012). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas eksperimen yaitu
kelas yang menggunakan model pembelajaran Numbered
head ogheter berabasis pemanfaatan lingkungan dengan kelas kontrol yaitu
kelas yang menggunakan model pembelajaran
Numbered Head together tanpa pemanfaatan lingkungan.
Tabel 1. Desain
Penelitian
KELAS
|
PERLAKUAN
|
TES AKHIR
|
A
|
X1
|
O2E
|
B
|
X2
|
O2k
|
Keterangan :
A : Kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran nht berbasis pemanfaatan
lingkungan
B : Kelas kontrol dengan menggunakan model
pembelajaran numbered head together (NHT)
X1 : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
nht berbasis pemnafaatan lingkungan
X2 : Perlakuan
dengan menggunakan hanya menggunakan model pembelajaran NHT tanpa pemanfaatan
lingkungan
O2E : Posttest kelas eksperimen
O2k : Posttes
kelas kontrol
(Sugiyono, 2012)
Adapun populasi penelitian ini yaitu seluru siswa
kelas XI SMA negeri 1 poigar dengan sampel dua kelas yaitu kelas XI IPA 1
sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen tahun
pelajaran 2015/2016.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan memberikan tes
akhir kepada siswa setelah eksperimen dilakukan.
Statistik uji yang digunakan untuk
pengujian kenormalan data adalah
statistik uji Lilliefors.
Hipotesis yang diuji:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Kemudian melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-20 (Arikunto, 2008)
Pengujian homogenitas dilakukan dalam arti bahwa kelompok-kelompok
yang terpilih secara random sehingga kelompok-kelompok tersebut ekivalen dalam segala hal kecuali perlakuan berbeda
yang akan diberikan. Dengan demikian homogenitas atau ekivalensi dalam segala hal ini diperoleh melalui
proses randomisasi sampel.
Homogenitas data bertujuan agar data yang telah diperoleh memiliki variasi atau keragaman nilai yang sama atau secara statistic sama. Jadi penekanan dari homogenitas
data adalah terdapat pada keragaman varians atau standar deviasi dari
data tersebut. Digunakan uji-F
untuk menguji kesamaan variansi.
Menentukan homogenitas
1. Jika
maka varians tersebut homogen.
2. Jika
maka varians tersebut tidak homogen.
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa dari kelompok eksperimen dan kontrol. Uji hipotesis
yang digunakan adalah statistik Uji-t pada taraf nyata (α) =
0,05.
Hipotesis
Penelitian yang akan diajukan dirumuskan sebagai berikut :
H1
: µ1 > µ2
H0
: µ1 ≤ µ2
H1 :Hasil
Belajar kelas Eksperimen lebih tinggi rata-rata hasil belajar kelas Kontrol.
H0 :Hasil
Belajar kelas Eksperimen lebih rendah dari atau sama dengan rata-rata hasil
belajar kelas Kontrol.
Dengan :
µ1
: rata-rata hasil belajar fisika kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran NHT berbasis Pemanfaatan lingkungan sekitar
µ2
: rata-rata hasil belajar fisika
kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran NHT tanpa pemanfaatan lingkungan sekitar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data diperoleh
dari tes kognitif siswa (posttest)
dua kelas yang berbeda yaitu kelas XI IPA1 yang berjumlah 21 siswa sebagai
kelas kontrol yang hanya menggunakan model pembelajaran Numbered head Together dan kelas XI IPA 2 yang berjumlah 23 siswa
sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Togheter Berbasis Pemanfaatan Lingkungan.
Data diolah
berbantuan microscoft exel 2007
didapat hasil belajar kelas seperti pada yang terluhat ada tabel di bawah ini :
Tabel
2. Data Hasil Belajar Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
No
|
Statistik
|
Kelas
|
|
Kontrol
|
Eksperimen
|
||
1
|
Jumlah
|
1533
|
1778
|
2
|
Mean
|
66,6523
|
77,304
|
3
|
Varians
|
89,1
|
94,77
|
4
|
Maksimum
|
91
|
91
|
5
|
Minimum
|
55
|
55
|
6
|
StandarDeviasi
|
9,44
|
9,74
|
Hasil
belajar kelas kontrol yaitu siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran Numbered head Together
Tanpa Pemanfaatan Lingkungan adalah sebagai berikut : jumlah responden 21
siswa dengan skor minimum 54 dan skor maksimum 91 diperoleh rentang data
(91-55) + 1 = 37. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dengan kelas interval menggunakan aturan sturgess BK = 1 +
3,3 log n (Riduwan, 2013). Interval kelas 5, panjang kelas
8 dengan rata-rata 66,6523 standar deviasi 9,44 dan
varians 89,1. Perhitungan tabel distribusi frekuensi menggunakan bantuan Ms. Exel 2007 Seperti yang terlampir
pada tabel distribusi frekuensi hasil
belajar kelas kontrol dibawah ini.
Tabel
3. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
Kelas Kontrol
Skor
|
Nilai tengah
|
Batas kelas
|
F. Absolute
|
F. Relatif
|
55-62
|
58,5
|
54,5-62,5
|
2
|
9,5
|
63-70
|
66,5
|
62,5-70,5
|
4
|
19,05
|
71-78
|
74,5
|
70,5-8,5
|
8
|
38,1
|
79-86
|
82,5
|
78,5-86,5
|
6
|
28,57
|
87-94
|
90,5
|
86,5-94,5
|
1
|
4,7
|
Sedangkan Untuk kelas eksperimen hasil
belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Numbered head Together berbasis Pemanfaatan Lingkungan dengan skor
minimum 55 dan skor maksimum 91 diperoleh rentang data (91-55) + 1 = 37 dengan
jumlah responden 23. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dengan kelas interval menggunakan aturan sturgess BK = 1 +
3,3 log n (Riduwan, 2013). Interval kelas 5, panjang kelas 8 dengan
jumlah rata-rata 77,304 varians 94,77 dan Standar
deviasi 9,734824006. Tabel daftar distribusi dibuat dengan bantuan Ms. Exel 2007 seperti pada tabel 7
distribusi frekuensi kelas eksperimen dibawah ini :
Tabel
4. Distribusi frekuensi kelas eksperimen
Skor
|
Nilai tengah
|
Batas kelas
|
F. Absolute
|
F. Relatif
|
55-62
|
58,5
|
54,5-62,5
|
2
|
8.7
|
63-70
|
66,5
|
62,5-70,5
|
1
|
4,35
|
71-78
|
74,5
|
70,5-8,5
|
7
|
30,43
|
79-86
|
82,5
|
78,5-86,5
|
10
|
43,5
|
87-94
|
90,5
|
86,5-94,5
|
3
|
13,04
|
Uji Normalitas Data
1. Untuk kelas kontrol LHitung (0,167) ≤ LTabel
(0,193) yang
berarti Lhitung pada kelas
kontrol yang menggunakan model Numbered
Head Together lebih kecil dari Ltabel
dengan taraf signifikan 0,05 sehingga H0 diterima.
2. Untuk
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together Berbasis Pemanfaatan Lingkungan Sekitar,
menunjukkan nilai: Lhitung (0,184) ≤ Ltabel
(0,185) yang
berarti Lhitung
pada
kelas eksperimen lebih kecil dari Ltabel
dengan
taraf signifikan 0,05 sehingga H0 diterima.
Uji Homogenitas
Hasil
analisis pengujian kesamaan dua ragam dengan statistik F diperoleh S12 =
94,8676 ; S22 =
89,1136
maka F0
senilai 1,065 dan berdasarkan tabel nilai kritis
distribusi F pada α = 0,05 maka ditemukan Ftabel senilai 2,1016 (F0 di cari menggunakan Ms. Exel 2007) sehingga F0 (1,065)
< Ft (2,1016) hal ini berarti H0
diterima. Dengan demikian
kesimpulan pengujian ini adalah varians dari kedua populasi berasal dalam
penelitian ini adalah Homogen atau sama.
Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut : Tolak H0 jika t>tα dengan
α=0,05
H0 : µ1 ≤ µ2
H1 : µ1 > µ2
H1 : µ1 > µ2
Dengan:
µ1 : Rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas ekperimen yang menggunakan model Pembelajaran Numbered Head Togheter Berbasis Pemanfaatan Lingkungan Sekitar
µ2 : Rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas kontrol yang hanya menggunakan model pembelejaran Numbered Head Together.
Analisis data
yang diperoleh menghasilkan nilai thitung
(3,676)
dengan ttabel (2,015).
Karena thitung > ttabel maka sesuai dengan kriteria pengujian maka tolah H0 dan terima H1.
Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
antara kelas kontrol dan ekperimen dimana rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran numbered head together berbasis pemanfaatan lingkungan lebih tinggi
dari rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran numbered head together tanpa pemanfaatan
lingkungan untuk materi fluida statis.
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran numbered head together berbasis pemanfaatan lingkungan dengan siswa yang hanya menggunakan model pembelajaran numbered head together. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 poigar ini dengan sampel kelas XI IPA 1 diperoleh data hasil belajar kelas XI IPA 2 yang menggunakan pemanfaatan lingkungan adalah 77,304 dari nilai maksumum 91 dan hasil belajar kelas XI IPA 1 yang tidak menggunakan pemanfaatan lingkungan adalah 66,652 dari nilai maksimum 91. Pada kelas eksperimen, jumlah siswa yang tuntas dengan nilai lebih dari KKM yaitu 70 sebanyak 20 orang dari 23 orang siswa. Sedangkan pada kelas kontrol, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 orang siswa dari 21 orang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran numbered head together berbasis pemanfaatan lingkungan dengan siswa yang hanya menggunakan model pembelajaran numbered head together. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 poigar ini dengan sampel kelas XI IPA 1 diperoleh data hasil belajar kelas XI IPA 2 yang menggunakan pemanfaatan lingkungan adalah 77,304 dari nilai maksumum 91 dan hasil belajar kelas XI IPA 1 yang tidak menggunakan pemanfaatan lingkungan adalah 66,652 dari nilai maksimum 91. Pada kelas eksperimen, jumlah siswa yang tuntas dengan nilai lebih dari KKM yaitu 70 sebanyak 20 orang dari 23 orang siswa. Sedangkan pada kelas kontrol, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 orang siswa dari 21 orang.
Tingginya hasil
belajar fisika yang diperoleh untuk kelas eksperimen disebabkan karena pemanfaatan
lingkungan sebagai media dan sumber dalam menunjang proses belajar mengajar.
Dimana siswa lebih dihadapkan pada kenyataan yang sebernanya. Dari
data tersebut kemudian dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistik
uji-t diperoleh nilai thitung
(3,678)
dengan ttabel (2,015)
sehingga tolak H0 dan terima Ha.
Hasil pengujian hipotesis penelitian
dengan menggunakan analisis statistic uji–t tersebut menunjukkan adanya
perbedaan hasil belajar antara kelas
kontrol yang hanya menggunakan model pembelajaran numbered head together tanpa pemanfaatan lingkungan dan kelas
eksperimen mengguna-kan model pembelajaran numbered head together berbasis pemanfaatan lingkungan untuk mata pelajaran FISIKA materi fluida statis.
KESIMPULAN
Berdasarkan data
dari hasil penelitian yang telah dianalisis maka dapat ditarik kesimpulan yaitu
: Adanya perbedaan hasil belajar siswa untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Dimana hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran numbered head together
berbasis pemanfaatan lingkungan lebih
tinggi dari hasil belajar siswa kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran numbered head together tanpa
pemanfaatan lingkungan.
Dalam penggunaan
pendekatan lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa
terlibat secara langsung dalam proses belajar, siswa bukan hanya sekedar
mencatat dan menulis tetapi juga terlibat dalam pembuktian keterkaitan
fenomena-fenomena alam sekitar dengan materi yang dipelajari dan siswa juga
bisa membuat percobaan sederhana menggunakan alat-alat yang ada pada kehidupan
sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.2008.
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi
Revisi. Yogyakarta : Bumi Aksara
Dimyati dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta. Rineka Cipta
Faridah
Anum Siregar. (2010).
Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
VII SMP Negeri 18 Medan. Jurnal Pendidikan Fisika ISSN 2252-732x Tahun
2009/2010.
Niken Wahyu Gafrani, Madewi Mulyanratna. (2013). Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Lingkungan Dengan Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Xi
Pada Materi Fluida Statis Di Sma Negeri 2 Tanggul – JembER. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 44 – 49 44
Riduwan.
(2013). Belajar Mudah Penelitian.
Yogyakarta : Pustaka Belajar
Sanjaya. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Kencana.
Sanjaya
Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan .
Jakarta: Prenada Media Group.
Yusmaridi, Ratna Wulan dan Ahmad
Fauzi. (2012). Penerapan Metode Resitasi
Berwawasan Lingkungan Dalam Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan
Kompetensi Belajar Fisika Siswa Smp Negeri 2 Padang. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika
1(2012) 1-10 ISSN: 2252-3014. Februari 2012
Sugiyono.
2012. Metode Penelitian Pendidikan PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Wospakrik,
Hans. 1993. Dasar-Dasar Matematika untuk Fisika. Bandung: ITB
Post a Comment